tribratanewsmalaka.com – Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar aksi kemanusiaan dengan berbagi makanan dan air minum kepada warga yang terdampak konflik di Desa Ile Pati dan Desa Bogalima, Kabupaten Flores Timur.
Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (24/10) dengan tujuan meringankan beban warga yang terdampak akibat konflik yang melibatkan dua kubu di wilayah tersebut.
Polda NTT telah mendirikan dapur lapangan di Desa Bogalima, Kecamatan Adonara Barat, sebagai pusat distribusi makanan dan minuman bagi warga.
Dapur ini berfungsi tidak hanya untuk menyediakan kebutuhan pangan, tetapi juga sebagai bentuk dukungan langsung dari Polda NTT kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Karo Ops Polda NTT, Kombes Pol Deonijiu De Fatima, S.I.K., S.H., bersama Kapolres Flores Timur AKBP I Nyoman Putra Sandita, S.H., S.I.K., M.H., turut serta dalam membagikan 250 paket makanan dan air minum kepada warga yang terdampak konflik.
“Ini adalah bagian dari tugas kemanusiaan kami. Polri peduli dan turut memberikan kontribusi dengan rutin memasak di dapur umum untuk warga,” ungkap Kombes Pol Deonijiu De Fatima saat memberikan bantuan.
Menurut Karo Ops, kegiatan di dapur lapangan merupakan salah satu bentuk tanggap darurat yang dilakukan Polri dalam situasi bencana alam atau konflik.
“Memasak di dapur umum adalah upaya nyata dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat di tengah kondisi darurat. Ini wujud nyata kepedulian Polri dalam membantu meringankan beban warga,” lanjutnya.
Selain membantu di dapur umum, personel Polri juga terlibat dalam berbagai tugas lain yang disesuaikan dengan situasi di lapangan.
Kehadiran Polri di tenda pengungsian menjadi simbol solidaritas untuk membantu masyarakat yang sedang menghadapi masa-masa sulit akibat konflik di wilayah tersebut.
Langkah kemanusiaan ini disambut baik oleh warga, yang merasa terbantu dengan kehadiran Polri di tengah-tengah mereka.
Aksi tersebut mencerminkan komitmen Polri dalam menjaga keamanan dan memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat di NTT, khususnya di wilayah yang terdampak konflik.